Home

Senin, 21 Oktober 2024

Drama RP

Liturgi Ragam Profesi

Prolog : Dunia yang semakin berkembang, membuat manusia lupa akan jati dirinya masing-masing. Manusia sering memegahkan diri terhadap sesamanya, menyombongkan apa yang dimiliki dan membanggakan profesi yang telah mereka miliki. Bahkan tidak sedikit dari manusia yang lupa mengucap syukur untuk yang dimilikinya saat ini. Untuk itu mari kita lihat dan dengarkan liturgi ragam profesi.

Ibu Rumah Tangga   : Selamat sore ibu-ibu cantik, selamat natal. Aduh capeknya aku hari ini, apalagi hari ini Natal Kaum Perempuan Sukamaju, harus bangun cepat aku untuk beresi rumah dulu. Tahulah ya profesi saya apa? Iya, profesi yang tidak ada liburnya. Ibu rumah tangga, 24 jam full energi tercurah untuk suami dan anak-anakku, memasak, membersihkan rumah, antar-jemput anak sekolah, ahhh pokoknya banyak kalilah kerjaku, demi untuk suami tersayang dan anak-anakku semua rela kulakukan. Sudah pastilah aku yang paling hebat dari semuanya.

Parharian       : eee, gak usah sok paling sibuk dirimu ibu rumah tangga, akupun punya suaminya, punya anak juga, tapi masih bisa aku bekerja, mandodos, mencari berondolan, mengenggrekpun bisa aku. Apa gak bangga kali keluarga samaku, pekerjaan rumah oke, cari uang jalan. Kalau gak ada aku kasihan kalilah suamiku kerja sendiri untuk memenuhi kebutuhan keluarga kami. Kalau gak ada aku juga, aduh pengusaha sawit itu gak dapat pemasukan, bayangin kalau semua kami libur, bisa rupanya mereka panen sendirian? Gak bisa kan? Jadi akulah yang paling hebat

Toke: ah yang ributlah kalian disitu, ibu rumah tangga, parharian, kalian itu gak sebanding samaku, aku adalah toke; toke sawit, toke ikan, pokoknya semua-muanyalah. Aduh di Gudang arang ini tahulah siapa yang paling kaya, kalau gak ada aku, gimanalah kalian bisa bertahan hidup? Kalau kubuat harga sawit turun gak bisa anak kalian sekolah kan? Kalau kalian butuh uang cepat, keman kalian lari ke bang mandiri kah langsung? Enggak kan, ke akunya kalian lari, eh sudah kalian bayarnya utang kalian samaku?..Jadi baik-baiklah kalian itu

Pedagang: Sayur, Sayur, Sayurnya bu, dijamin segar dicuri langsung dari kebun di berastagi. Eh ada ibu toke, permisi ibu toke, ibu mau beli sayur saya bu? ibu memang punya banyak uang, tapi memangnya uang ibu itu yang ibu makan? Enggak kan ibu, ini sayur bu, dijamin segar, biar ibu gak darah tinggian, gula darahnyapun sehat, wajah ibupun semakin segar, awet muda. Ibu-ibu yang lain gak mau beli? Aduh bayanginlah kalau pedagang ini gak ada, mau gimanalah nasib perut kalian ini, bangga kali aku memang sama pekerjaanku ini.

Petani : (bernyanyi) cangkul cangkul cangkul yang dalam, menanam uang di kebun kita, eh bukan uang jagungnya ternyata.. ibu pedagang, aku juga bangganya sama pekerjaanku. Kalau aku gak nanam memangnya ibu mau jualan apa? Barang-barang yang ibu jual kan dariku, sayur itu juga dari ladang di belakang kandang babiku. Kalau jahat hatiku bu, gampang kali sebenarnya kuracun aja itu semua sayuran yang mau kukasih ke ibu, nanti langganan ibu sakit, kena marahlah ibu.. tapi karena hatiku ini seperti hello kitty jadi gak kubuatlah kayak gitu. Jadi jangan sok ya ibu-ibu, walaupun saya hanya pegang cangkul tapi cangkul ini juganya yang buat kalian bisa bertahan hidup.

Pekerja Kantor Desa : Ada apa ini buk? Kok meriah sekali? Aku itu baru pulang kerja, aduh banyak sekali yang diurusi, apalagi mau pemilihan kepala daerah ini. Semua urusan satu desa ini aku yang tangani, aduh capeknya. Bayangin ya, masih baru masuk kantor, sudah ada setumpuk berkas yang menunggu, ada masalah dikit langsung ditelponah aku sama penduduk desa ini, berasa kayak pahlawan yang sangat dinanti-nantikanlah aku ini pokoknya.

Dokter            : (sambil menelpon), apa ada kecelakaan dimana? Bagaimana keadaan korbannya? Oke siapkan ruang operasi, saya berangkat kesana.

IRT      : Eh Ibu dokter, mau kemana ibu, sini dululah cerita-cerita, sibuk banget sih

Dokter: aduh  ibu-ibu yang kurang kerjaan ini, ada apa sih? Gak sempat aku mangota sama kalian

Toke    : ih sok kali lah ibu, ini, sok paling hebat ibu ya

Dokter : iyalah, kalau gak ada aku bisa kalian hidup rupanya? Bisa kalian sehat? Bisa kalian sembuh dari sakit kalian? Akunya yang punya semua klinik di Jambi ini. Jangan macam-macam kalian ya, gak mau nanti kuobati kalian, walaupun ada dokter yang lain, akunya yang paling senior dari mereka. Sudah ya lanjutkanlah gossip kalian itu, bye (pergi meninggalkan mereka)

Guru: Halo ibu-ibu cantik, mau kemana itu ibu dokter?

Parharian: biasalah bu, sok sibuk, ibu guru tambah cantik aja ya, Nampak kali gak ada kerja yang berat yang ibu buat ya

Guru    : yaa ampun ibu, kok gitu ngomongnya, pekerjaan saya juga berat loh ngurus anak ibu, untunglah suami ibu bukan saya yang urus, jadi gak tambah sakit kepala saya ya ibu. Anak-anak ibu semua bisa membaca, bisa menulis, bisa pintar karena siapa coba kalau gak karena guru, makanya ibu-ibu sekolah kan mereka, kalau bisanya ibu didik sendiri ngapainlah ibu daftarkan ke sekolah. Berarti gak mampu ya kan buk? Jadi sudah ya buk, tenang-tenang, jangan merasa sok hebat ibu, tetapnya kami yang dikatakan pahlawan tanpa tanda jasa

Tiktokers        : (masuk sambil melakukan siaran langsung), sudah dulu ya bestie, jangan lupa tap tap layarnya, like dan subscribes, mawarnya juga ya jangan lupa. Heh ibu, pada ngapain ini? Kok gak kalian lihatlah livenya aku. Banyak loh yang nonton, nyesal kalilah kalian itu. Kalian tahu aku siapa? Kenalin dong, aku tiktokers yang paling keren saat ini. Semua orang menunggu siaran langsungku, semua orang menantikan endorseku, aduh sehari aja aku gak live langsung galaulah seluruh rakyat Indonesia. Ada yang bisa kalahkan aku? Berapa ibu pengikutnya di tiktok, 10 orang? Atau 1 orang? (senyum sinis)

Artis                : Apa tadi? Gak ada yang bisa ngalahkan? Aku lah bisa ngalahin tiktokers abal-abal. Aku adalah artis terkenal. Sejak dari muda sudah familiarlah wajah cantikku ini di TV, dari TV tabung besar, tabung kecil, dan tabung gas. Semua orang sangat menyukai actingku, bayaranku pun sangat tinggi, cuman buat air mata ajapun aku di bayar tinggi, padahal air mataku enggaknya bisa berubah kan jadi Mutiara, tapi itulah saking berharganya bakatku.

Penyanyi        : Selamat hari Natal, selamat hari Natal, selamat hari Natal dan tahun baru. Hem hem test 1 2 3 (mengecek microfon), aduh bahaya sekali ini kebanyakan makan arsik jadi gak enak pula tenggorokanku. Padahal banyak lagi konserku akhir tahun ini. Aduh susah memang ya, kalau di Indonesia ini cuman aku yang punya bakat bernyanyi, kalau artis mah banyak, semua orangpun pande main drama, namanya hidupnya pun sudah banyak drama, kalau bakat menyanyi itu langka, apalagi kalau kemampuan bernyanyinya ini sepertiku, setuju tidak bu? Ada yang mau minta tanda tangan ibu-ibu?

Pendeta: Shallom ibu-ibu

Guru: Shallom inang pendeta

Pendeta: ada apa ini, kenapa meriah sekali? Ibu yang mana lagi kalian gosipi?

Pekerja kantor desa: aduh inang ini, gak adanya yang kami gosipi, diri kami sendirinya yang sedang kami bicarakan. Kami lagi mencari siapa yang paling hebat dari antara kami

Pendeta: kenapa harus cari siapa yang paling hebat? Semuanya kita hebat-hebat. tahu tidak, murid-murid Yesus juga pernah memperdepatkan siapa yang paling hebat di antara mereka. Lalu Yesus menegur mereka dan mengingatkan mereka, barangsiapa yang ingin menjadi terbesar hendaklah ia menjadi pelayan, barangsiapa yang ingin menjadi terkemuka hendaknya ia menjadi seorang hamba. Seperti Tuhan Yesus datang untuk melayani bukan dilayani. Kalau Tuhan Yesus saja sang Penguasa tidak meninggikan diri-Nya, lalu mengapa kita manusia ini suka meninggikan diri?. Semua pekerjaan adalah pelayanan, itu ladang yang Tuhan percayakan kepada kita untuk diusahakan. Jadi semuanya hebat tanpa terkecuali, bukan untuk disbanding-bandingkan.

Pedagang: aduh inang, terimakasih inang sudah mengingatkan kami. Doakan terus kami inang supaya kami tidak menjadi orang-orang yang sombong inang dan tetap mengingat bahwa pekerjaan yang kami lakukan adalah pelayanan kami kepada Tuhan.

Pendeta: Amin

-Bernyanyi Hidup Ini Adalah Kesempatan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Drama RP

Liturgi Ragam Profesi Prolog : Dunia yang semakin berkembang, membuat manusia lupa akan jati dirinya masing-masing. Manusia sering memegah...