Liturgi Ragam Profesi
Prolog : Dunia
yang semakin berkembang, membuat manusia lupa akan jati dirinya masing-masing.
Manusia sering memegahkan diri terhadap sesamanya, menyombongkan apa yang
dimiliki dan membanggakan profesi yang telah mereka miliki. Bahkan tidak
sedikit dari manusia yang lupa mengucap syukur untuk yang dimilikinya saat ini.
Untuk itu mari kita lihat dan dengarkan liturgi ragam profesi.
Ibu Rumah Tangga : Selamat
sore ibu-ibu cantik, selamat natal. Aduh capeknya aku hari ini, apalagi hari
ini Natal Kaum Perempuan Sukamaju, harus bangun cepat aku untuk beresi rumah dulu.
Tahulah ya profesi saya apa? Iya, profesi yang tidak ada liburnya. Ibu rumah
tangga, 24 jam full energi tercurah untuk suami dan anak-anakku, memasak,
membersihkan rumah, antar-jemput anak sekolah, ahhh pokoknya banyak kalilah
kerjaku, demi untuk suami tersayang dan anak-anakku semua rela kulakukan. Sudah
pastilah aku yang paling hebat dari semuanya.
Parharian : eee, gak usah
sok paling sibuk dirimu ibu rumah tangga, akupun punya suaminya, punya anak
juga, tapi masih bisa aku bekerja, mandodos, mencari berondolan, mengenggrekpun
bisa aku. Apa gak bangga kali keluarga samaku, pekerjaan rumah oke, cari uang
jalan. Kalau gak ada aku kasihan kalilah suamiku kerja sendiri untuk memenuhi
kebutuhan keluarga kami. Kalau gak ada aku juga, aduh pengusaha sawit itu gak
dapat pemasukan, bayangin kalau semua kami libur, bisa rupanya mereka panen
sendirian? Gak bisa kan? Jadi akulah yang paling hebat
Toke:
ah
yang ributlah kalian disitu, ibu rumah tangga, parharian, kalian itu gak
sebanding samaku, aku adalah toke; toke sawit, toke ikan, pokoknya
semua-muanyalah. Aduh di Gudang arang ini tahulah siapa yang paling kaya, kalau
gak ada aku, gimanalah kalian bisa bertahan hidup? Kalau kubuat harga sawit
turun gak bisa anak kalian sekolah kan? Kalau kalian butuh uang cepat, keman
kalian lari ke bang mandiri kah langsung? Enggak kan, ke akunya kalian lari, eh
sudah kalian bayarnya utang kalian samaku?..Jadi baik-baiklah kalian itu
Pedagang:
Sayur,
Sayur, Sayurnya bu, dijamin segar dicuri langsung dari kebun di berastagi. Eh ada
ibu toke, permisi ibu toke, ibu mau beli sayur saya bu? ibu memang punya banyak
uang, tapi memangnya uang ibu itu yang ibu makan? Enggak kan ibu, ini sayur bu,
dijamin segar, biar ibu gak darah tinggian, gula darahnyapun sehat, wajah
ibupun semakin segar, awet muda. Ibu-ibu yang lain gak mau beli? Aduh bayanginlah
kalau pedagang ini gak ada, mau gimanalah nasib perut kalian ini, bangga kali aku
memang sama pekerjaanku ini.
Petani : (bernyanyi) cangkul
cangkul cangkul yang dalam, menanam uang di kebun kita, eh bukan uang jagungnya
ternyata.. ibu pedagang, aku juga bangganya sama pekerjaanku. Kalau aku gak
nanam memangnya ibu mau jualan apa? Barang-barang yang ibu jual kan dariku,
sayur itu juga dari ladang di belakang kandang babiku. Kalau jahat hatiku bu,
gampang kali sebenarnya kuracun aja itu semua sayuran yang mau kukasih ke ibu,
nanti langganan ibu sakit, kena marahlah ibu.. tapi karena hatiku ini seperti
hello kitty jadi gak kubuatlah kayak gitu. Jadi jangan sok ya ibu-ibu, walaupun
saya hanya pegang cangkul tapi cangkul ini juganya yang buat kalian bisa
bertahan hidup.
Pekerja Kantor Desa : Ada
apa ini buk? Kok meriah sekali? Aku itu baru pulang kerja, aduh banyak sekali
yang diurusi, apalagi mau pemilihan kepala daerah ini. Semua urusan satu desa
ini aku yang tangani, aduh capeknya. Bayangin ya, masih baru masuk kantor,
sudah ada setumpuk berkas yang menunggu, ada masalah dikit langsung ditelponah
aku sama penduduk desa ini, berasa kayak pahlawan yang sangat
dinanti-nantikanlah aku ini pokoknya.
Dokter :
(sambil menelpon), apa ada kecelakaan dimana? Bagaimana keadaan korbannya? Oke
siapkan ruang operasi, saya berangkat kesana.
IRT : Eh
Ibu dokter, mau kemana ibu, sini dululah cerita-cerita, sibuk banget sih
Dokter: aduh
ibu-ibu yang kurang kerjaan ini, ada apa sih? Gak sempat aku mangota
sama kalian
Toke : ih
sok kali lah ibu, ini, sok paling hebat ibu ya
Dokter : iyalah,
kalau gak ada aku bisa kalian hidup rupanya? Bisa kalian sehat? Bisa kalian
sembuh dari sakit kalian? Akunya yang punya semua klinik di Jambi ini. Jangan
macam-macam kalian ya, gak mau nanti kuobati kalian, walaupun ada dokter yang
lain, akunya yang paling senior dari mereka. Sudah ya lanjutkanlah gossip
kalian itu, bye (pergi meninggalkan mereka)
Guru: Halo ibu-ibu cantik, mau kemana itu ibu dokter?
Parharian: biasalah bu, sok sibuk, ibu guru tambah
cantik aja ya, Nampak kali gak ada kerja yang berat yang ibu buat ya
Guru : yaa
ampun ibu, kok gitu ngomongnya, pekerjaan saya juga berat loh ngurus anak ibu,
untunglah suami ibu bukan saya yang urus, jadi gak tambah sakit kepala saya ya
ibu. Anak-anak ibu semua bisa membaca, bisa menulis, bisa pintar karena siapa
coba kalau gak karena guru, makanya ibu-ibu sekolah kan mereka, kalau bisanya
ibu didik sendiri ngapainlah ibu daftarkan ke sekolah. Berarti gak mampu ya kan
buk? Jadi sudah ya buk, tenang-tenang, jangan merasa sok hebat ibu, tetapnya
kami yang dikatakan pahlawan tanpa tanda jasa
Tiktokers : (masuk sambil
melakukan siaran langsung), sudah dulu ya bestie, jangan lupa tap tap layarnya,
like dan subscribes, mawarnya juga ya jangan lupa. Heh ibu, pada ngapain ini? Kok
gak kalian lihatlah livenya aku. Banyak loh yang nonton, nyesal kalilah kalian
itu. Kalian tahu aku siapa? Kenalin dong, aku tiktokers yang paling keren saat
ini. Semua orang menunggu siaran langsungku, semua orang menantikan endorseku,
aduh sehari aja aku gak live langsung galaulah seluruh rakyat Indonesia. Ada
yang bisa kalahkan aku? Berapa ibu pengikutnya di tiktok, 10 orang? Atau 1
orang? (senyum sinis)
Artis :
Apa tadi? Gak ada yang bisa ngalahkan? Aku lah bisa ngalahin tiktokers
abal-abal. Aku adalah artis terkenal. Sejak dari muda sudah familiarlah wajah
cantikku ini di TV, dari TV tabung besar, tabung kecil, dan tabung gas. Semua orang
sangat menyukai actingku, bayaranku pun sangat tinggi, cuman buat air mata
ajapun aku di bayar tinggi, padahal air mataku enggaknya bisa berubah kan jadi Mutiara,
tapi itulah saking berharganya bakatku.
Penyanyi : Selamat hari
Natal, selamat hari Natal, selamat hari Natal dan tahun baru. Hem hem test 1 2
3 (mengecek microfon), aduh bahaya sekali ini kebanyakan makan arsik jadi gak
enak pula tenggorokanku. Padahal banyak lagi konserku akhir tahun ini. Aduh susah
memang ya, kalau di Indonesia ini cuman aku yang punya bakat bernyanyi, kalau
artis mah banyak, semua orangpun pande main drama, namanya hidupnya pun sudah
banyak drama, kalau bakat menyanyi itu langka, apalagi kalau kemampuan bernyanyinya
ini sepertiku, setuju tidak bu? Ada yang mau minta tanda tangan ibu-ibu?
Pendeta: Shallom ibu-ibu
Guru: Shallom inang pendeta
Pendeta: ada apa ini, kenapa meriah sekali? Ibu yang
mana lagi kalian gosipi?
Pekerja kantor desa: aduh inang ini, gak adanya yang
kami gosipi, diri kami sendirinya yang sedang kami bicarakan. Kami lagi mencari
siapa yang paling hebat dari antara kami
Pendeta: kenapa harus cari siapa yang paling hebat?
Semuanya kita hebat-hebat. tahu tidak, murid-murid Yesus juga pernah
memperdepatkan siapa yang paling hebat di antara mereka. Lalu Yesus menegur
mereka dan mengingatkan mereka, barangsiapa yang ingin menjadi terbesar
hendaklah ia menjadi pelayan, barangsiapa yang ingin menjadi terkemuka
hendaknya ia menjadi seorang hamba. Seperti Tuhan Yesus datang untuk melayani
bukan dilayani. Kalau Tuhan Yesus saja sang Penguasa tidak meninggikan
diri-Nya, lalu mengapa kita manusia ini suka meninggikan diri?. Semua pekerjaan
adalah pelayanan, itu ladang yang Tuhan percayakan kepada kita untuk
diusahakan. Jadi semuanya hebat tanpa terkecuali, bukan untuk
disbanding-bandingkan.
Pedagang: aduh inang, terimakasih inang sudah
mengingatkan kami. Doakan terus kami inang supaya kami tidak menjadi
orang-orang yang sombong inang dan tetap mengingat bahwa pekerjaan yang kami
lakukan adalah pelayanan kami kepada Tuhan.
Pendeta: Amin
-Bernyanyi Hidup Ini Adalah Kesempatan